" DOSA RUMIT YANG ASIK "
mengetuk jendela dada
berlarian pendar seolah percik menabuhan Gigil hati
makin merangkak ke payudara
Aku tak bergeming - tak beranjak
Seperti kasmaran
gigil ini tetap ada pada jendela dada
Tentu aku berpikir tak akan pergi
memaksa jendela dada pindah dan jatuh di dua telaga bibir
Sesak sesal bertabuh sesat
Mengingatnya saja mengais luir
menusuk diri dengan padu padan rasa
Ya, aku pergi....
tapi dimana kiranya Sesungguhnya mulai datang
tak jua sanggup jinakkan mata dengan hujan
Wajarlah
Jika tak bisa kupikirkan secara logis
Pula ketika berbicara soal cinta
Bagiku cinta adalah bebat
dengan mudah jatuh tersungkur terseret
logikanya ke lembah gelap tapi remang senang
tak berTUHAN itu
di lembah itu
tangisan hati tak berarti
Dengan ringan lalang lalu
http://paradeciptakarya.blogspot.com/atom.xml7TQ5GW3HXHM7
0 comments:
Posting Komentar