Pada satu atau mungkin dua
Detak terus berderak menjejali penjuru jantung
Lonceng lonceng berderai
Menusuknusuk tulang
Membuyarkan alunan buai
Yang biasa setengah telanjang
Sayup memenuhi ranjang
Mengoyak hantu hantu cumbu
Dan rayu adalah satusatunya kata
Yang lalu lalang sesiangan
Lembar lembar bergetar
Juga seisi ruang yang lolong
Banyak berhamburan muka
Remuk pecah berantakan
Amuk kepala terbatabata
Matapun terjagal di bilik kosong
Lantas berubah perlahan raja mambang
Seluruh deru napas memburu
Dengan tanda seru
Di lorong yang menyeret langkah
Terdengar lagulagu muram
Membentur dindingdinding gaung
Lamat lamat lumat
Hanya kala malam kata
Bagai kalam yang bekam
Tenggelam dalam mantra darah
Terpacu dan berdegup
gelepar menggelepar
Mengisi setiap penjuru semakin kerap
Tertawan gelungan hitam
Ya hitam yang melahap mata menhilang
Melahap dada api terbakar
Melahap jantung membatu
Melahap mimpi yang kian menjulang
Dari jauh suara surau parau
Sauh terbuang tenang di buritan
Layar terkembang menggenggam mata
Hari mulai menggantung awan
Menyiangi sawang mata
Ombak ombakpun
:redup Semua hilang dikedipan
Bintang utara terik
Dalam nyata yang lamat lamat lumat
Detak terus berderak menjejali penjuru jantung
Lonceng lonceng berderai
Menusuknusuk tulang
Membuyarkan alunan buai
Yang biasa setengah telanjang
Sayup memenuhi ranjang
Mengoyak hantu hantu cumbu
Dan rayu adalah satusatunya kata
Yang lalu lalang sesiangan
Lembar lembar bergetar
Juga seisi ruang yang lolong
Banyak berhamburan muka
Remuk pecah berantakan
Amuk kepala terbatabata
Matapun terjagal di bilik kosong
Lantas berubah perlahan raja mambang
Seluruh deru napas memburu
Dengan tanda seru
Di lorong yang menyeret langkah
Terdengar lagulagu muram
Membentur dindingdinding gaung
Lamat lamat lumat
Hanya kala malam kata
Bagai kalam yang bekam
Tenggelam dalam mantra darah
Terpacu dan berdegup
gelepar menggelepar
Mengisi setiap penjuru semakin kerap
Tertawan gelungan hitam
Ya hitam yang melahap mata menhilang
Melahap dada api terbakar
Melahap jantung membatu
Melahap mimpi yang kian menjulang
Dari jauh suara surau parau
Sauh terbuang tenang di buritan
Layar terkembang menggenggam mata
Hari mulai menggantung awan
Menyiangi sawang mata
Ombak ombakpun
:redup Semua hilang dikedipan
Bintang utara terik
Dalam nyata yang lamat lamat lumat
0 comments:
Posting Komentar