http://paradeciptakarya.blogspot.com/atom.xml7TQ5GW3HXHM7

Pages

Doa Tiga Gunung

Catatan Jaya Kumara: Doa Tiga Gunung

Tuakilang 15 April 2010

Tiga orang murid saya pergi meninggalkan kelas saat pelajaran belum usai. Masing-masing terbang ke gunung Lawu (Jateng), Bromo (Jatim) dan Lempuyang (Bali). Padahal sayapnya belum cukup kuat untuk mengarungi samudra. Terus terang saja saya mengela nafas panjang sembari menitikan air mata, tanda tak berdaya. Gunung begitu buas dan liar sementara sayap-sayap mereka begitu mungil dengan jiwa yang menantang matahari.
Setiap hari, selama sebulan penuh Dewa Ketut Putra mengirimi saya SMS menghibur. Diawali kata “Om suaabarrrr…..”, “Anjing liar dari Yogya apa kabar…..??” sampai janji untuk ‘melukat’ di Tampaksiring — yang hingga detik ini belum terlaksana juga. Jam datang SMS pun saya hapal: sekitar pk. 11.00 – 14.00 WITA.
Saya menghempaskan diri ke bumi dan mengambil tangga bambu, membentangkan ke angkasa. “Kembalilah ! Baju guru sudah saya bakar. Kini kita bisa duduk sambil menghabiskan teguk cangkir kopi terakhir — sebagai teman”, tulis saya di langit. Hanya sunyi yang menjawab. Sampai akhirnya seseorang diantara mereka menghampiri saya dengan keluh luka. Sayapnya patah.
Lalu saya pun melipat-lipat kertas dan jadilah sayap. Memandang sayap itu dengan cara: menjauh-mendekat dan mengepak-ngepakannya — mengukur keseimbangan. Memang tidak sekuat sayap pemberian ibu tapi bisa digunakan sembari menunggu sayap baru tumbuh. Hhhhmmm…. Lumayan...!!
Kami saling pandang, tersenyum……dan terkekeh: he…he….he….
Pagi belum jua menunaikan tugasnya. Bekas murid saya dengan sayap-kertas sudah hilang. Tak terasa tangan kanan saya secara refleks mengusap sesuatu di kening. Seperti ada bekas sentuhan bibir. Hanya itu.
Saya sempat berbisik pada angin agar memberitahukan pada para bekas murid di tiga gunung untuk singgah ke rumah saya di Tuakilang, Tabanan bila jiwanya tergores. Carilah di sawah atau di tegalan — jangan di kelas (karena baju guru sudah saya bakar). Di sawah ada daun piduh yang bisa mengobati segala luka, termasuk luka santet. Setidaknya itulah kepercayaan sang srigala luka. Jadi, teman-teman sekarang bisa mengerti mengapa selalu tersedia ruang kosong dalam hati saya, karena ada tamu istimewa yang akan datang (ciellee…). Berharap-harap cemas bilamana terdengar kepak sayap — disertai rintihan — mendekat. Siapa tahu tiba-tiba bekas murid saya datang. Siapa tahu pula saya masih bisa membantu.
Saya juga punya kebiasaan baru, yaitu menghidupkan tiga buah dupa setiap pagi: doa kepada tiga gunung. Hangat rapuh irisan doa ….. agar gunung bisa menjadi guru yang baik bagi tiga bekas murid saya ini.
Yang tersisa setelah itu adalah tirai malam yang membuka dan saya masuk ke dalamnya. Datanglah….datanglah……



Jabat tangan erat-erat,



Jayakumara


Join 4Shared Now!

NegeriAds.com Solusi Berpromosi Paling Efektif Mempromosikan Bisnis Anda

NegeriAds.com Solusi Berpromosi Pilihan?: Siapa yang Tak Kenal

Review NegeriAds.Com



0 comments:

Posting Komentar

 
7TQ5GW3HXHM7