http://paradeciptakarya.blogspot.com/atom.xml7TQ5GW3HXHM7

Pages

Di Sela Semburat Jingga

Untuk anggota JAFUSY ( Jaringan Fundamentalist Sastra BOYOLALI )INDONESIA

: Sebuah hati –yang jauh di ujung sana-, yang dalam kuncup lemah jemari berdoa, aku berharap dia menjadi teman perjalananku kelak, mengiringi langkah yang tertatih menuju-Nya. Saat Allah menyusupkan ketenangan begitu mudahnya. Semoga cahaya-Nya akan mengantarkan kita ke salsabil, abadi. Meniti waktu bersama, mencari nada sehati. Dalam petunjuk dan ridha-Nya...

***************************************************************************************************************************

Kita masih berdiri di antara senja waktu itu, di bawah semburat jingga menabur damai. Sesaat sang bayu menyapa lembut, memaksa kedua bola mataku bergulir pelan, bermuara di sepasang dan bening matamu. Kutemukan telaga jernih nan dalam di sana, menghisapku pada lembut aliran riak-riak arus yang terus menari tiada henti, menuju dasar kedalaman. Di sana kau menemuiku dalam balut romansa aksara-aksaramu: "Tidakkah sayap-sayapku masih rentan? Sedang di luar pun angin sedemikian berderak, bahkan seringnya mentari menyengat, tajam. Dan sungguh, itu membuatku galau."

Aku terdiam, pada helaan nafas panjang berbaur rindu. Menghembuskannya pada lapis demi lapis cinta yang tak terbatas. Menitipkannya pada sinaran yang melingkar, lalu menjawab: "Tidakkah itu indah? Memang tak sempurna, aku. Tapi mungkinlah itu yang ditunjuk-Nya, pada tepian istikharahmu. Sedang nuansa rasa, biarlah Dia menyempurnakannya. Hati ini milik-Nya, bukan? Sang Pemilik hati?" Syahdu mengumandang, menjejak kuat pada haru yang mulai berbercak. "Sayap-sayapmu mungkin masih rentan, namun kita akan saling menyangga, bukan? Hingga pada satu waktu sayap-sayap itu mengepak seluas buana. Dan mungkin akulah penjawab doa-doa panjang ibumu, yang dialirkannya pada tiap sujud-sujud syahdunya; Menenanimu dalam usia yang beranjak dewasa, Saling menjaga diri-diri lemah ini, diri lemah yang tersentuh lelah meraja. Pada muara perjalanan panjang yang kau lalui, hingga di sini. Lalu haruskah kau berbelok sementara Dia telah menggerakkannya? Mungkinlah aku imam bagimu, tulang rusuk yang rentan membengkok. Pun kini dalam pengembaraan kita meniti langit, aku mengajakmu serta. Kepakkan saya meninggi, berpendar bersama. Bukankah ini yang ibumu adukan pada Sang Pemilik Hati? Dalam matang usia ini, mungkin padanya kita luruh. Aku dan kau saling bersandar seperti rindu menerjah. Tidakkah itu cukup?

Di sela semburat jingga, nafas kita berbalur haru, kini. Luruh sudah segala, Maka, beribu doa pun melangit, terbang dari kuncup jemari kita yang lemah, memenggal setiap gulita, melebur pupus dalam rangkaian panjang berkawan pinta jua asa. Sepenuh keikhlasan, satu tujuan, Pada-Nya saja...

“Faidzaa azamtu fatawakkal ‘alallaah...”  


Join 4Shared Now!

NegeriAds.com   Solusi Berpromosi Paling Efektif Mempromosikan Bisnis Anda

NegeriAds.com   Solusi Berpromosi Pilihan?: Siapa yang Tak Kenal

Review   NegeriAds.Com



 

0 comments:

Posting Komentar

 
7TQ5GW3HXHM7