http://paradeciptakarya.blogspot.com/atom.xml7TQ5GW3HXHM7

Pages

Bemo (Sepertinya) Membentuk “Tim Pembentuk Opini Publik di Internet”

http://electrohide.blogspot.com

Berikut ini adalah posting yang diambil dari Kaskus 10-3174253. Sekali lagi, dugaan semakin kuat bahwa partai Bemo berusaha membuat suatu “jaringan pencitraan” tidak hanya di publik secara umum, tapi juga media Internet.

Caranya dengan memasukkan komentar komentar yang membela partai Bemo dan tentu saja juragannya, dan mengcounter opini-opini yang kritis. Gw berpikir ini ada benarnya, karena sedikit banyak di timeline twitter gw ada satu orang yang gw follow yang tampaknya keukeuh banget kalo “tidak ada apa apa dengan Sri Mulyani” dan kasus Century-nya. Yang menjadi menarik, orang ini adalah jurnalis terkenal, karyanya pernah di-ban oleh Soeharto karena terlalu kritis. (lihat di Facebook.com )

Pertanyaan besarnya, mengapa dia tampak tidak kritis dalam masalah SM dan BC? Adakah dia bagian dari apa yang disebut “tim pembentuk opini publik”? Silahkan disimak.

*Kaskus Diawasi Tim SBY Setelah Kompasiana? - Dhvala*
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3174253

Kehadiran kompasiana.com mendapat pemantauan khusus dari orang-orang terdekat SBY. Blog berita dan interaksi ini, sejak kemunculannya dinilai sangat kritis dalam menyoroti kasus Bank Century.

Bahkan secara khusus, SBY dikabarkan menghimbau para stafnya yang berada di istana kepresidenan, wajib setiap hari mengikuti perkembangan informasi di kompasiana. “SBY sangat khawatir sekali dengan kehadiran blog ini (kompasiana) dijadikan sebagai media alternatif publik untuk mengakses berita-berita seputar skandal Bank Century,” ujar salah satu staf khusus presiden, yang enggan namanya dipublikasikan.
Apa yang diawasi?

Masih menurut sumber orang dekat SBY, seruan pengawasan terhadap kompasiana juga ditengarai berkaitan dengan kemunculan mantan Wakil Presdien, Jusuf Kalla. “Wawancara pak Jusuf Kalla dengan pengelola kompasiana sempat diposting oleh SBY, bapak terlihat kurang apresiasi dan sangat gelisa sekali dengan isi wawancara itu” katanya. (JK: Saya tidak senang dipanggil seperti itu*)

Menurutnya, SBY juga telah meminta dibentuk sebuah tim kecil di istana kepresidenan untuk mengcounter isu-isu seputar kasus Bank Century. “Kalau perlu 2 x 24 jam melakukan siaga penuh atas setiap perkembangan yang terjadi di blog itu (kompasiana),” tegas SBY, lanjut orang tersebut.
Paranoid

Kekhawatiran SBY sebagaimana dilontarkan oleh orang dalam istana menuai kritik dari sejumlah tokoh oposisi. Ali Mochtar Ngabalin, aktivis Gerakan Indanonesia Bersih (GIB) yang juga mantan anggota DPR, menilai sikap SBY dan orang-orang disekitanya sangat paranoid.

“Kalau dia (SBY) bersih dan tidak terlibat dalam skandal Bank Century kenapa harus takut. Bukan hanya kompasiana yang kritis, tapi media online lainnya juga sangat transparan dan cerdas dalam menyikapi kasus Bank Century,” kata Ngabalin.

Terkait dengan rumor bahwa SBY telah membentuk sebuah tim kecil untuk memantau kehadiran kompasiana, Ngabali mengatakan tindakan SBY tersebut terkesan sangat berlebihan. “Tim apalagi yang mau dibentuk, terlalu banyak tim dibentuk hanya untuk mengurusi dan menjaga kepentingan kekuasaan. Saya khawatir sikap paranoit SBY yang reaksioner itu akan membuat istana menjadi penuh-sesak dengan berbagai macam tim yang kerjanya hanya mematai-matai kelompok kritis di negeri ini,” ujar Ngabalin.

Sumber : Kompasiana - SBY Awasi Kompasiana

Jika tulisan ini benar adanya dan Pres SBY membentuk tim untuk mengcounter tulisan-tulisan tersebut dengan sejumlah biaya, maka anggaran negara kembali tersedot via biaya sekretariat negara. Sebagai presiden, SBY memiliki wewenang sangat besar untuk menggunakan anggaran tersebut. Apabila hal-hal yang diopinikan adalah tepat, maka saya tidak berkomentar lebih lanjut (50:50).

Yang berbahaya adalah tim SBY untuk opini media (kompasiana) dan mungkin juga kaskus, hanyalah untuk mengiring opini bahwa pemerintah selalu benar tanpa cacat. Dengan menghire orang-orang yang ahli komunikasi politik dan debat online, maka bisa saja kebenaran diputar balik.

Bagi rekan-rekan, mungkin masih ingat bagaimana pemerintahan SBY melalui partai Demokrat 'membodoh-bodohi' masyarkat dengan iklan 'kejayaan' 'menurunkan' harga BBM yang sejatinya telah dinaikkan berkali-kali. (Iklan Penurunan BBM SBY dan Demokrat Busuk. Hentikan!*)

Begitu juga, pernyataan-pernyataan keberhasilan subjektif yang menjadi senjata kampanye silam. Yang dalam kapasitas terbatas, saya berusaha mengcounter iklan-iklan atau komunikasi publik yang tidak sepenuhnya benar. (12 Fakta Keberhasilan SBY dan Antitesanya*)

Saya khawatir, jika yang dipropagandakan orang istana tidak hanya informasi keberhasilan yang sesungguhnya, namun pernyataan keberhasilan yang dinyatakan diatas ketidakberhasilan. Lalu, publik tertipu.

Dan mirisnya bila anggaran untuk membentuk opini publik ini menyedot anggaran sekretariat negara (Pres+Wapres). Sebagai info, Untuk dana kepresidenan dan wapresnya saja menghabiskan Rp 1.1 triliun atau Rp 3 miliar per hari pada tahun 2008.

Jadi, adakah diantara kaskuser yang telah di'hire' oleh tim internet istana?

PS: Artikel lengkap beserta link link didalamnya bisa dibaca di:
http://electrohide.blogspot.com/2010/01/bemo-sepertinya-membentuk-tim-pembentuk.html

kiriman
Adi D. Jayanto
ke mediacare


TULISAN LAINNYA:

0 comments:

Posting Komentar

 
7TQ5GW3HXHM7